Yesus yang kita imani tidak pernah memandang muka, status, dan perbedaan rasial dalam karya-Nya. Karena itu, kita yang beriman kepada-Nya perlu juga meneladani karya-Nya yang melampaui sekat duniawi. Seorang ibu asal Yunani dari bangsa Fero-Fenisia datang memohon pertolongan Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya dari setan yang merasukinya. Dengan mengabaikan sekat budaya yang memisahkan orang non-Yahudi dari orang Yahudi, Yesus mengabulkan permohonan ibu non-Yahudi itu. Dengan meneladani Yesus, orang Kristen pun dapat melakukan karya pelayanan yang melampaui sekat-sekat duniawi untuk menolong sesama manusia. Orang-orang percaya yang digembalakan Yakobus tidak boleh mengamalkan iman dengan memandang muka dan memperlakukan orang kaya dan miskin secara berbeda dalam karya pelayanannya. Mereka meneladani Yesus dalam melakukan karya pelayanan-Nya. Gereja perlu meneruskan keteladanan Yesus dalam menyatakan karya Allah di tengah dunia. Gereja tidak boleh membangun sekat-sekat yang menghambat manifestasi karya Allah bagi seluruh ciptaan-Nya. (CA) |