Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadi penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Kejadian 2:18). Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki” (Kejadian 2:23). Sejak dari awalnya, Allah telah memutuskan bahwa manusia yang diciptakan-Nya itu, terdiri dari laki-laki dan perempuan yang kedua-duanya adalah sepadan; Jadi tidak ada yang inferior maupun superior. Tuhan Yesus dalam menjawab pertanyaan tentang perceraian yang diajukan oleh orang-orang Farisi, secara tegas menyatakan: “Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Markus 10:6-9). Marilah kita selaku umat yang beriman dan berpengharapan selalu mengingat bahwa rumah-tangga kita ini dibangun dan dijalankan berdasarkan kesetaraan/ kesepadanan antara suami dan isteri. Dan jadikanlah Yesus sebagai dasar yang kokoh bagi rumah-tangga kita. Immanuel. - (SRT) |