Sifat individualisme banyak dimiliki oleh keluarga-keluarga masa kini. Kesibukan satu sama lain sering menjadi alasan bagi anggota keluarga untuk tidak berkumpul. Kemajuan alat komunikasi bukannya membuat hubungan antar keluarga semakin dekat, namun sebaliknya, hubungan antar keluarga semakin jauh, dan cenderung mementingkan kepentingan diri sendiri. Yohanes dan Yakobus meminta status dan kekuasaan untuk kepentingan mereka sendiri. Dalam kesempatan ini Yesus kembali mengajar mereka tentang panggilan sebagai seorang murid yaitu untuk melayani bukan dilayani, dan “barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Markus 10:43), inilah dasar untuk membentuk keluarga yang melayani. Bagaimana peran kita sebagai anggota keluarga agar tercipta suatu keluarga yang saling melayani? Pertama, janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga (Filipi 2:4). Kedua, anggota keluarga harus saling melayani bukan dilayani, misalnya saling mengasihi, menasehati dan membantu mulai dari hal-hal yang kecil. Biarlah ini menjadi refleksi kita di dalam memasuki minggu ketiga dalam bulan keluarga tahun ini. - (DS) |