Ketika seseorang merasa memiliki kelebihaan dari orang lain, maka biasanya ada kecenderungan untuk menyombongkan diri. Dengan sengaja ataupun tidak kemudian punya keinginan untuk menguji kemampuan orang lain. Itulah yang juga dialami oleh Tuhan Yesus ketika berhadapan dengan seorang ahli Taurat Yang mengajukan pertanyaan kepada Yesus tentang hukum yang utama. Yesus tahu betul apa yang tersirat dibalik pertanyaan tersebut , ahli Taurat itu bukan ingin mendapatkan jawaban yang benar dari Yesus, namun ia ingin menjatuhkan dan menyudutkan Yesus dengan pertanyaan itu. Jawaban Yesus, bukanlah jawaban yang mengangkat masalah hukum yang sifatnya partial, atau berdasarkan kehendakNya saja untuk membalas ahli Taurat itu. Namun Yesus menjawab berdasarkan hukum yang essensial dan terintegrasi, yaitu hukum kasih. Hukum kasih yang sering disebut, dimengerti dan bahkan dihafalkan, namun nihil dalam pelaksanaannya. Hukum kasih yang Yesus ajarkan adalah hukum yang harus dilaksanakan dengan sukacita, bukan hukum yang memberatkan sesama, bukan hukum yang menindas. Kita sebagai umatNya kiranya dapat memahami hukum kasih Ini dan melakukannya sebagai bukti nyata kasih Tuhan dalam hidup kita. Bukan sebaliknya menjadikan hukum kasih untuk menjatuhkan atau memberatkan sesama. Kiranya Tuhan menolong kita. (CP) |