Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah terlebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil daripadanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu” kata Elia kepada sang janda itu. Dan janda itu melakukan dengan segenap hati apa yang diperintahkan Elia kepadanya. Ternyata tepung dalam tempayan tidak habis dan minyak dalam buli-buli tidak berkurang. (1 Rajaraja 17: 13-16). Kata Yesus kepada murid muridNya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya” (Markus 12: 42-44). Menyerahkan persembahan secara sukarela tanpa adanya motivasi/harapan dibalik persembahan itu, adalah hal yang seharusnya selalu kita lakukan. Tidak disertai dengan embel-embel ingin dapat pujian, ingin dikenal sebagai seorang dermawan, dsbnya. Yakinlah bahwa Dia yang telah mengorbankan diriNya untuk menyelamatkan kita, adalah setia dan hanya Dialah satu-satunya penolong kita (Mazmur 146; Ibrani 9: 26-28). Kiranya Tuhan memampukan kita. – [SRT] |